John Maynard Keynes dan Kebijakan Tarif Trump 2 April 2025: Perspektif Ekonomi Makro

John Maynard Keynes: Warisan Ekonomi Makro dan Pandangannya di Era 2025
John Maynard Keynes dan Kebijakan Tarif Trump 2 April 2025: Perspektif Ekonomi Makro

John Maynard Keynes (1883–1946) adalah pelopor ekonomi makro modern, yang teorinya dalam The General Theory of Employment, Interest, and Money (1936) mengubah cara dunia memahami ekonomi. Pada 2 April 2025, Presiden Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif baru—termasuk tarif dasar 10% untuk semua impor mulai 5 April dan tarif timbal balik yang lebih tinggi (hingga 50%) untuk 57 negara mulai 9 April. Artikel ini mengeksplorasi warisan Keynes, pengaruhnya, dan bagaimana ia mungkin menilai kebijakan tarif Trump ini serta kondisi ekonomi global saat ini.

Dengan pendekatan intervensi pemerintah untuk stabilisasi ekonomi, Keynes menawarkan wawasan yang relevan di tengah volatilitas pasar dan ancaman perang dagang pada April 2025. Mari kita dalami!

1. Kontribusi Keynes: Fondasi Ekonomi Makro

Keynes memperkenalkan gagasan bahwa ekonomi tidak selalu mencapai keseimbangan secara otomatis. Ia menekankan pentingnya permintaan agregat—konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah—sebagai penggerak pertumbuhan. Dalam krisis seperti Depresi Besar, ia merekomendasikan intervensi pemerintah melalui kebijakan fiskal dan moneter untuk memacu permintaan dan kurangi pengangguran.

Inti Teori Keynes: Ketika swasta tak cukup berbelanja, pemerintah harus turun tangan untuk hindari spiral deflasi dan resesi.

Saat Depresi Besar, Keynes mendukung “New Deal” AS—proyek infrastruktur besar-besaran—yang ciptakan jutaan lapangan kerja dan pulihkan ekonomi.

2. Pengaruh Keynes: Dari Depresi hingga 2025

Teori Keynes menjadi dasar pemulihan pasca-Depresi Besar dan memengaruhi pembentukan IMF serta Bank Dunia pada 1944. Pendekatan Keynesian kembali relevan pasca-krisis 2008 dan pandemi COVID-19, ketika pemerintah global menggelontorkan stimulus besar-besaran.

Krisis Penerapan Keynesian
Krisis 2008 Stimulus fiskal AS $787 miliar untuk pulihkan permintaan.
Pandemi 2020 Indonesia luncurkan PEN Rp695 triliun untuk UMKM dan bansos.

Pada 2020, bantuan tunai dan subsidi di banyak negara mencegah kolaps ekonomi—langkah yang sejalan dengan ide Keynes.

3. Pandangan Keynes terhadap Ekonomi Global April 2025

Pada April 2025, ekonomi global menghadapi inflasi tinggi, pasar saham anjlok (Dow turun 5.5% pasca-pengumuman tarif Trump), dan ketidakpastian akibat perang dagang. Keynes mungkin akan menilai situasi ini sebagai saat kritis yang membutuhkan intervensi aktif:

  • Stimulus Fiskal: Meningkatkan belanja publik untuk jaga permintaan di tengah ancaman resesi.
  • Suku Bunga Rendah: Mendorong investasi swasta saat tarif picu kenaikan harga.
  • Koordinasi Global: Menggunakan IMF untuk stabilkan perdagangan dan mata uang.

Keynes mungkin berkata: “Tarif bisa memperburuk deflasi global jika tak diimbangi dengan stimulus domestik yang kuat.”

Jika Keynes melihat pasar global jatuh pada 3-4 April 2025, ia mungkin usul proyek infrastruktur besar untuk ciptakan lapangan kerja.

4. Keynes dan Kebijakan Tarif Trump 2 April 2025

Pada 2 April 2025, Trump mengumumkan tarif “Hari Pembebasan”: 10% untuk semua impor (mulai 5 April) dan tarif timbal balik 11-50% untuk negara seperti China (54% total) dan UE (20%), efektif 9 April. Trump menyebut ini untuk kurangi defisit perdagangan dan lindungi industri AS. Namun, Keynes, yang kritis terhadap proteksionisme, kemungkinan akan skeptis.

Ia mungkin berargumen bahwa tarif ini bisa turunkan permintaan global, naikkan harga konsumen, dan picu resesi—terutama karena data WTO menunjukkan tarif aktual negara lain (China 7.3%, UE 5.2%) jauh lebih rendah dari angka Trump (China 67%, UE 39%). Namun, sebagai pragmatis, Keynes bisa mendukung tarif sementara jika diimbangi stimulus domestik untuk jaga daya beli.

Aspek Pandangan Keynes (Spekulasi)
Dampak Tarif Mengurangi perdagangan global, tapi bisa diterima dengan stimulus.
Solusi Belanja publik dan subsidi, bukan hanya proteksi.

Jika tarif Trump naikkan harga mobil impor 25% pada 2025, Keynes mungkin usul subsidi konsumen atau proyek otomotif lokal.

5. Relevansi Keynes Pasca-Tarif Trump

Dengan tarif Trump efektif per 5 April 2025, dunia menghadapi risiko inflasi (JPMorgan prediksi CPI naik 2%) dan resesi (60% peluang). Keynes menawarkan pelajaran berikut:

  1. Intervensi Cepat: Pemerintah harus responsif saat pasar goyah.
  2. Saat saham anjlok $6.6 triliun pada 3-4 April, Keynes mungkin dukung bailout industri kunci.

  3. Jaga Permintaan: Tarif tak boleh matikan daya beli konsumen.
  4. Jika harga naik, Keynes mungkin usul bantuan tunai seperti pada 2020.

  5. Fleksibilitas: Sesuaikan kebijakan dengan dampak nyata.
  6. Jika resesi muncul akhir 2025, ia mungkin setuju cetak uang sementara.

Di tengah gejolak tarif Trump, pendekatan Keynes mengajak kita untuk proaktif dan adaptif.

Bagaimana menurut Anda ide Keynes bisa mitigasi dampak tarif Trump? Bagikan di kolom komentar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *