Cara Kerja Sistem Keuangan: Bank, Pasar Saham, dan Reksa Dana

Cara Kerja Sistem Keuangan: Bank, Pasar Saham, dan Reksa Dana
Cara Kerja Sistem Keuangan: Bank, Pasar Saham, dan Reksa Dana

Kuliah komprehensif tentang mekanisme bank, pasar saham, dan reksa dana, dengan wawasan praktis untuk literasi keuangan di Indonesia.

Pendahuluan: Memahami Sistem Keuangan

Sistem keuangan adalah tulang punggung ekonomi modern, memungkinkan individu, bisnis, dan pemerintah untuk mengelola uang, berinvestasi, dan merencanakan masa depan. Dalam kuliah ini, yang merupakan bagian dari seri literasi keuangan, kita akan menjelajahi tiga pilar utama sistem keuangan: bank, pasar saham, dan reksa dana. Kita akan membahas bagaimana bank mengelola uang kita, risiko kegagalan bank, dan cara melindungi diri; bagaimana pasar saham memungkinkan perdagangan saham; serta peran reksa dana dalam diversifikasi investasi. Kuliah ini dirancang untuk investor pemula, khususnya di Indonesia, dengan analogi lokal, studi kasus, dan tips praktis.

“Literasi keuangan adalah kunci untuk mengambil keputusan finansial yang cerdas dan menghindari jebakan ekonomi.” – Professor Edmans

Di Indonesia, literasi keuangan masih rendah, dengan hanya 38% penduduk dewasa yang melek finansial menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK)-Lembaga yang mengatur dan mengawasi sektor keuangan di Indonesia- pada 2022. Pemahaman tentang bank, pasar saham, dan reksa dana dapat membantu masyarakat Indonesia mengelola keuangan dengan lebih baik, terutama di tengah tantangan ekonomi seperti inflasi dan ketidakpastian global.

Cara Kerja Bank

Bank sebagai Perantara Keuangan

Bayangkan bank seperti sebuah toko, tetapi alih-alih menjual pakaian, bank memperdagangkan uang. Bank bertindak sebagai perantara keuangan (Entitas yang menghubungkan penyedia dana (deposan) dengan peminjam.), menghubungkan deposan (orang yang menyimpan uang di bank) dengan peminjam (orang atau perusahaan yang meminjam uang). Misalnya, Anda menabung Rp10 juta di bank dengan bunga 3% per tahun. Bank kemudian meminjamkan sebagian besar uang itu, katakanlah Rp9 juta, kepada peminjam dengan bunga lebih tinggi, misalnya 7%. Selisih bunga ini digunakan untuk menutupi biaya operasional bank, seperti gaji karyawan, biaya cabang, dan keuntungan.

Studi Kasus: Deposito dan Kredit di Indonesia

Bayangkan Budi, seorang karyawan di Jakarta, menabung Rp100 juta di Bank Mandiri dengan bunga deposito 3%. Bank meminjamkan Rp90 juta kepada Ani, yang ingin membuka warung makan. Ani membayar bunga kredit 7%. Bank menggunakan selisih bunga untuk membayar bunga kepada Budi, menutupi biaya operasional, dan menghasilkan keuntungan.

Bank juga melakukan penyaringan (screening) untuk memastikan peminjam dapat membayar kembali pinjaman mereka. Misalnya, Ani harus menunjukkan laporan keuangan warungnya dan jaminan (seperti sertifikat tanah) sebelum disetujui. Selain itu, bank melakukan pemantauan (monitoring) selama masa pinjaman untuk memastikan Ani membayar cicilan tepat waktu.

Penciptaan Uang melalui Perbankan Cadangan Fraksional

Salah satu fungsi terpenting bank adalah penciptaan uang (Proses di mana bank menciptakan uang baru melalui pinjaman berulang dari simpanan) melalui sistem cadangan fraksional (Sistem di mana bank hanya menyimpan sebagian kecil simpanan sebagai cadangan dan meminjamkan sisanya.). Bank tidak meminjamkan seluruh simpanan, melainkan menyimpan sebagian sebagai cadangan (misalnya, 10%) dan meminjamkan sisanya. Proses ini menciptakan efek pengganda uang. Berikut contohnya:

Tahap Simpanan (Rp) Cadangan (Rp) Pinjaman (Rp)
1 100,000,000 10,000,000 90,000,000
2 90,000,000 9,000,000 81,000,000
3 81,000,000 8,100,000 72,900,000
Total (perkiraan) 1,000,000,000 100,000,000 900,000,000

Tabel di atas menunjukkan bagaimana simpanan awal Rp100 juta dapat menciptakan total simpanan Rp1 miliar melalui siklus pinjaman berulang. Rumus pengganda uang adalah 1 / rasio cadangan. Dengan rasio cadangan 10%, pengganda adalah 10, sehingga simpanan awal dikalikan 10 kali.

Simpanan Awal (Rp100 juta)
Pinjaman Tahap 1 (Rp90 juta)
Total Simpanan (Rp1 miliar)

Grafik menunjukkan pertumbuhan simpanan melalui penciptaan uang (data hipotetis).

Studi Kasus: Penciptaan Uang di Indonesia

Pada 2023, Bank Indonesia melaporkan rasio cadangan wajib (Giro Wajib Minimum) sekitar 9% untuk bank umum. Jika Budi menabung Rp100 juta di BCA, bank menyimpan Rp9 juta dan meminjamkan Rp91 juta kepada Ani untuk bisnis warung. Ani membayar pemasok, yang menabung kembali Rp91 juta di bank, dan proses ini berulang, menciptakan lebih banyak uang dalam ekonomi.

Risiko dan Kegagalan Bank

Bank menghadapi risiko utama dari ketidaksesuaian jatuh tempo (Perbedaan antara simpanan jangka pendek dan pinjaman jangka panjang, menyebabkan risiko likuiditas.). Deposito bersifat jangka pendek (bisa ditarik kapan saja), tetapi pinjaman, seperti KPR (Kredit Pemilikan Rumah) selama 20 tahun, bersifat jangka panjang. Jika banyak deposan menarik uang secara bersamaan (misalnya, Rp550 juta ketika cadangan hanya Rp100 juta), bank mungkin tidak dapat memenuhi permintaan, terutama jika pinjaman hanya dapat dilikuidasi dengan diskon (misalnya, 50%).

Bank juga menggunakan jaminan (collateral)-Aset yang dijaminkan peminjam untuk mengamankan pinjaman, seperti rumah untuk KPR- untuk mengurangi risiko. Misalnya, jika Ani gagal membayar KPR, bank dapat menyita rumahnya. Namun, dalam krisis keuangan, seperti krisis 2008, bank mungkin hanya mendapatkan 90% nilai aset saat dijual terburu-buru, menyebabkan kerugian.

Studi Kasus: Krisis Bank Century (2008)

Pada 2008, Bank Century di Indonesia mengalami krisis likuiditas karena penarikan massal oleh deposan yang panik. Meskipun Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjamin simpanan hingga Rp2 miliar per nasabah sejak 2008, kurangnya literasi keuangan menyebabkan kepanikan, memperburuk situasi. LPS akhirnya menutup bank tersebut, tetapi deposan terlindungi hingga batas jaminan.

Perlindungan Deposan: Di Indonesia, LPS menjamin simpanan hingga Rp2 miliar per nasabah per bank (per 2025). Untuk melindungi dana lebih besar, sebaiknya tabungan disebar ke beberapa bank. Misalnya, jika Anda memiliki Rp5 miliar, simpan di tiga bank berbeda untuk memastikan semua dana terlindungi.

“Jaminan simpanan adalah jaring pengaman yang mencegah kepanikan deposan, tetapi literasi keuangan tetap penting untuk menghindari krisis yang tidak perlu.” – Professor Edmans

Pasar Saham

Apa Itu Pasar Saham?

Pasar saham adalah tempat perdagangan saham, yaitu bagian kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Memiliki saham berarti Anda berhak atas sebagian keuntungan perusahaan (dividen) dan, dalam beberapa kasus, hak suara. Analoginya seperti pasar tradisional: di Pasar Senen, Anda bisa membeli sayuran karena banyak penjual berkumpul. Pasar saham, seperti Bursa Efek Indonesia (BEI), menyediakan likuiditasKemudahan untuk membeli atau menjual aset tanpa mengubah harganya secara signifikan., memastikan Anda dapat membeli atau menjual saham dengan mudah.

Studi Kasus: Saham Telkom Indonesia

Pada 2025, saham Telkom Indonesia (TLKM) di BEI memiliki harga bid Rp3.900 dan harga ask Rp3.910. Jika Anda membeli saham, Anda membayar Rp3.910 per saham; jika menjual, Anda menerima Rp3.900. Selisih ini, disebut bid-ask spread (Perbedaan antara harga beli (ask) dan harga jual (bid) yang menjadi keuntungan pembuat pasar.), adalah keuntungan pembuat pasar.

Mekanisme Perdagangan Saham

Investor ritel di Indonesia biasanya berdagang melalui sekuritas (Perusahaan yang memfasilitasi perdagangan saham atas nama investor, seperti Mandiri Sekuritas.) seperti Mandiri Sekuritas atau BNI Sekuritas. Anda dapat menempatkan dua jenis order:

  • Order Pasar (Market Order): Membeli atau menjual pada harga saat ini. Misalnya, membeli 100 saham TLKM seharga Rp3.910 per saham.
  • Order Batas (Limit Order): Menentukan harga maksimum untuk membeli atau minimum untuk menjual. Misalnya, hanya membeli TLKM jika harganya turun ke Rp3.800.

Saham juga bisa bersifat ex-dividend (Saham yang dibeli setelah tanggal ex-dividend tidak berhak atas dividen berikutnya.), artinya pembeli tidak akan menerima dividen berikutnya, tetapi harga saham biasanya turun untuk mencerminkan hal ini. Misalnya, jika TLKM mengumumkan dividen Rp100 per saham, harga saham akan turun sekitar Rp100 pada tanggal ex-dividend.

Harga Bid (Rp3.900)
Harga Ask (Rp3.910)

Grafik menunjukkan bid-ask spread untuk saham Telkom Indonesia (data hipotetis).

Mengumpulkan Modal melalui Pasar Saham

Perusahaan mengumpulkan modal melalui:

  • Ekuitas Privat: Pendanaan awal (seed funding) dari mitra bisnis, keluarga, atau angel investor (Individu yang menginvestasikan dana pribadi ke startup untuk mendukung pertumbuhan awal.). Misalnya, Gojek mengumpulkan dana dari pendiri dan investor awal sebelum menjadi unicorn. Pendanaan lanjutan (Seri A, B, dll.) berasal dari venture capital (Perusahaan investasi yang mendanai startup dengan potensi pertumbuhan tinggi.) seperti East Ventures.
  • Ekuitas Publik: Melalui Initial Public Offering (IPO)-Proses perusahaan menawarkan saham baru kepada publik untuk pertama kalinya di bursa.- atau pencatatan langsung (direct listing). IPO memungkinkan perusahaan seperti Bukalapak (2021) mengumpulkan dana baru, sedangkan pencatatan langsung memungkinkan investor awal menjual saham tanpa menerbitkan saham baru.

Studi Kasus: IPO Bukalapak

Pada Agustus 2021, Bukalapak melantai di BEI melalui IPO, mengumpulkan Rp21,9 triliun untuk ekspansi. Investor ritel dapat membeli saham melalui aplikasi e-IPO BEI, menunjukkan bagaimana pasar saham memperluas akses pendanaan.

Reksa Dana dan ETF

Reksa Dana Aktif

Reksa dana aktif dikelola oleh manajer investasi yang memilih saham untuk mengungguli indeks pasar. Contohnya, reksa dana seperti Schroder Dana Prestasi Plus di Indonesia, yang berinvestasi di saham-saham unggulan BEI seperti BBCA dan TLKM, dengan tujuan mengalahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)-Indeks yang mencerminkan kinerja saham di Bursa Efek Indonesia.- Biaya meliputi biaya awal (sering dihapuskan melalui platform seperti Bareksa) dan biaya tahunan (misalnya, 1-2%).

Studi Kasus: Schroder Dana Prestasi Plus

Reksa dana ini berinvestasi di saham-saham Indonesia dengan pertumbuhan tinggi, seperti sektor perbankan dan teknologi. Manajer menganalisis laporan keuangan dan bertemu manajemen perusahaan untuk memilih saham terbaik, menawarkan potensi pengembalian di atas IHSG.

Reksa Dana Pasif

Reksa dana pasif, atau reksa dana indeks, mengikuti indeks tertentu, seperti IHSG atau LQ45, dengan biaya rendah (misalnya, 0.3%). Contohnya, reksa dana indeks seperti MNC Dana Indeks LQ45, yang meniru portofolio LQ45. Dana ini menawarkan diversifikasi dengan risiko lebih rendah tetapi tidak bertujuan mengalahkan pasar.

Exchange-Traded Funds (ETF)

ETF, seperti Premier ETF LQ45, diperdagangkan seperti saham di BEI, menawarkan diversifikasi dengan biaya tahunan rendah (misalnya, 0.5%). Berbeda dengan reksa dana aktif, ETF memiliki bid-ask spread, dan investor membeli/menjual di pasar, bukan langsung ke manajer dana.

Studi Kasus: Premier ETF LQ45

ETF ini melacak indeks LQ45, mencakup 45 saham terlikuid di BEI. Investor ritel dapat membelinya melalui sekuritas, menawarkan cara murah untuk berinvestasi di pasar saham Indonesia dengan likuiditas tinggi.

Perbandingan:

Jenis Manajemen Biaya Tahunan Tujuan Contoh
Reksa Dana Aktif Manajer memilih saham 1-2% Mengalahkan pasar Schroder Dana Prestasi Plus
Reksa Dana Pasif Mengikuti indeks 0.2-0.5% Mencocokkan pasar MNC Dana Indeks LQ45
ETF Mengikuti indeks, diperdagangkan di bursa 0.3-0.6% Mencocokkan pasar dengan likuiditas Premier ETF LQ45

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ)

Bagaimana bank menciptakan uang?

Melalui perbankan cadangan fraksional, bank menyimpan sebagian simpanan (misalnya, 10%) dan meminjamkan sisanya. Pinjaman ini disimpan kembali, menciptakan siklus yang menggandakan uang dalam ekonomi. Misalnya, Rp100 juta dapat menjadi Rp1 miliar dengan rasio cadangan 10%.

Mengapa bank bisa bangkrut?

Ketidaksesuaian jatuh tempo menyebabkan bank kesulitan jika deposan menarik dana lebih cepat daripada bank dapat melikuidasi pinjaman. Kepanikan bank, seperti pada krisis Bank Century, memperburuk situasi.

Bagaimana cara melindungi uang saya dari kegagalan bank?

LPS menjamin simpanan hingga Rp2 miliar per nasabah per bank. Sebarkan tabungan ke beberapa bank jika dana Anda melebihi batas ini. Pastikan bank terdaftar di LPS.

Apa hak yang diberikan saham kepada pemiliknya?

Saham memberikan bagian kepemilikan, hak atas dividen, dan kadang-kadang hak suara dalam rapat pemegang saham. Misalnya, pemilik saham TLKM berhak atas dividen tahunan perusahaan.

Reksa dana aktif atau pasif, mana yang lebih baik?

Reksa dana aktif menawarkan potensi pengembalian lebih tinggi tetapi dengan biaya lebih besar. Reksa dana pasif lebih murah dan terdiversifikasi, cocok untuk investor konservatif. Pilih berdasarkan tujuan dan toleransi risiko Anda.

Apa peran OJK dan LPS di Indonesia?

OJK mengatur sektor keuangan, memastikan stabilitas dan perlindungan konsumen. LPS menjamin simpanan dan menangani bank gagal, seperti dalam kasus Bank Century.

Bagaimana cara memulai investasi saham di Indonesia?

Buka rekening sekuritas melalui perusahaan seperti Mandiri Sekuritas atau aplikasi seperti Ajaib. Pelajari saham di BEI, tetapkan tujuan investasi, dan mulai dengan jumlah kecil untuk diversifikasi.

Glosarium Istilah Keuangan

Perantara Keuangan

Lembaga seperti bank yang menghubungkan deposan dan peminjam untuk memfasilitasi aliran dana.

Cadangan Fraksional

Sistem di mana bank menyimpan sebagian simpanan sebagai cadangan dan meminjamkan sisanya, menciptakan uang baru.

Ketidaksesuaian Jatuh Tempo

Ketidakcocokan antara simpanan jangka pendek dan pinjaman jangka panjang, menyebabkan risiko likuiditas.

Bid-Ask Spread

Selisih antara harga beli dan jual saham, menjadi keuntungan pembuat pasar.

IPO

Penawaran umum perdana, di mana perusahaan menerbitkan saham baru untuk publik di bursa saham.

Reksa Dana

Instrumen investasi yang mengumpulkan dana dari banyak investor untuk diinvestasikan dalam portofolio terdiversifikasi.

ETF

Dana yang diperdagangkan di bursa, mengikuti indeks tertentu, menawarkan likuiditas dan biaya rendah.

Kesimpulan

Memahami sistem keuangan adalah langkah penting menuju kemandirian finansial. Bank menciptakan uang melalui pinjaman, tetapi menghadapi risiko ketidaksesuaian jatuh tempo, yang dapat diatasi dengan jaminan LPS dan literasi keuangan. Pasar saham, seperti BEI, memungkinkan perdagangan saham dan pengumpulan modal, memberikan likuiditas bagi investor. Reksa dana dan ETF menawarkan diversifikasi, dengan pilihan antara pengelolaan aktif untuk potensi keuntungan tinggi atau pasif untuk biaya rendah. Di Indonesia, dengan literasi keuangan yang masih berkembang, edukasi seperti ini sangat penting untuk menghindari jebakan seperti kepanikan bank atau investasi spekulatif seperti kripto.

“Berinvestasi dengan bijak dimulai dari memahami sistem, bukan mengejar tren.” – Professor Edmans

Tips untuk Investor Indonesia:

  • Gunakan platform seperti Bareksa atau Ajaib untuk investasi reksa dana dan saham dengan biaya rendah.
  • Pelajari laporan tahunan perusahaan sebelum membeli saham di BEI.
  • Manfaatkan jaminan LPS untuk tabungan hingga Rp2 miliar per bank.
  • Hindari investasi spekulatif seperti kripto tanpa pemahaman mendalam.
  • Diversifikasi portofolio Anda untuk mengurangi risiko.

Catatan Kaki:

1. Edmans, A. (2025). Kuliah Literasi Keuangan, Gresham College.

2. Otoritas Jasa Keuangan. (2022). “Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan.”

3. Lembaga Penjamin Simpanan. (2025). “Kebijakan Penjaminan Simpanan.”

4. Bursa Efek Indonesia. (2025). “Data Harga Saham Telkom Indonesia.”

5. Bank Indonesia. (2023). “Laporan Kebijakan Moneter.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *