50 Istilah Keuangan di Laporan Keuangan Sektor Energi

energi-taksu

Klik untuk melihat definisi + studi kasus

Pendapatan

Jumlah total uang dari penjualan energi.
Studi Kasus: PT PLN (Persero) melaporkan pendapatan Rp 300 triliun pada 2022 dari penjualan listrik.

Laba Kotor

Pendapatan dikurangi biaya langsung produksi.
Studi Kasus: PT Pertamina mencatat laba kotor Rp 50 triliun pada 2022 dari penjualan BBM.

Cost of Goods Sold (COGS)

Biaya langsung produksi energi.
Studi Kasus: PT PGE mencatat COGS Rp 10 triliun pada 2022 untuk operasi panas bumi.

Laba Bersih

Laba setelah semua biaya dikurangi.
Studi Kasus: PT Pertamina melaporkan laba bersih Rp 30 triliun pada 2022.

EBITDA

Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.
Studi Kasus: PT PLN mencatat EBITDA Rp 80 triliun pada 2022.

Depresiasi

Penyusutan nilai aset seperti pembangkit listrik.
Studi Kasus: PT PGE mencatat depresiasi Rp 5 triliun pada 2022 untuk fasilitas panas bumi.

Amortisasi

Penyusutan aset tak berwujud seperti kontrak.
Studi Kasus: PT PLN mengamortisasi kontrak PPA Rp 2 triliun pada 2022.

Beban Operasional

Biaya tidak langsung seperti gaji dan perawatan.
Studi Kasus: PT Pertamina melaporkan beban operasional Rp 20 triliun pada 2022.

Aset

Total sumber daya seperti pembangkit dan kilang.
Studi Kasus: PT PLN memiliki aset Rp 1.500 triliun pada 2022.

Liabilitas

Kewajiban seperti utang bank.
Studi Kasus: PT Pertamina melaporkan liabilitas Rp 400 triliun pada 2022.

Ekuitas

Nilai bersih aset setelah liabilitas.
Studi Kasus: PT PLN memiliki ekuitas Rp 500 triliun pada 2022.

Capital Expenditure (Capex)

Biaya untuk aset jangka panjang.
Studi Kasus: PT PGE menganggarkan capex Rp 10 triliun untuk pembangkit baru pada 2022.

Operating Expenditure (Opex)

Biaya operasional harian.
Studi Kasus: PT PLN melaporkan opex Rp 150 triliun pada 2022.

Dividen

Pembagian laba kepada pemegang saham.
Studi Kasus: PT Pertamina membayar dividen Rp 10 triliun pada 2023.

Return on Equity (ROE)

Laba bersih dibagi ekuitas.
Studi Kasus: PT PGE mencatat ROE 12% pada 2022.

Return on Assets (ROA)

Laba bersih dibagi total aset.
Studi Kasus: PT Pertamina melaporkan ROA 2,5% pada 2022.

Leverage

Tingkat penggunaan utang.
Studi Kasus: PT PLN memiliki leverage dengan rasio utang 3:1 pada 2022.

Likuiditas

Kemampuan membayar kewajiban jangka pendek.
Studi Kasus: PT Pertamina menjaga likuiditas dengan kas Rp 50 triliun pada 2022.

Arus Kas

Aliran masuk/keluar kas.
Studi Kasus: PT PLN mencatat arus kas operasi Rp 100 triliun pada 2022.

Produksi Energi

Jumlah energi yang dihasilkan.
Studi Kasus: PT PGE memproduksi 5.000 GWh listrik panas bumi pada 2022.

Biaya Produksi

Biaya untuk menghasilkan energi.
Studi Kasus: PT PLN melaporkan biaya produksi Rp 200 juta per GWh pada 2022.

Harga Realisasi

Harga jual rata-rata energi.
Studi Kasus: PT Pertamina mencapai harga realisasi US$80 per barel minyak pada 2022.

Cadangan Energi

Sumber energi yang tersedia untuk dieksploitasi.
Studi Kasus: PT Pertamina melaporkan cadangan minyak 3 miliar barel pada 2022.

Tarif

Harga jual energi kepada konsumen.
Studi Kasus: PT PLN menetapkan tarif listrik Rp 1.500 per kWh pada 2022.

Subsidi

Bantuan pemerintah untuk menekan harga energi.
Studi Kasus: PT PLN menerima subsidi Rp 50 triliun pada 2022.

Kontrak PPA

Perjanjian pembelian tenaga listrik.
Studi Kasus: PT PGE menandatangani PPA senilai Rp 10 triliun dengan PLN pada 2022.

Kapasitas Terpasang

Total kapasitas pembangkit energi.
Studi Kasus: PT PLN memiliki kapasitas terpasang 60.000 MW pada 2022.

Efisiensi Energi

Rasio output energi terhadap input.
Studi Kasus: PT PGE mencapai efisiensi energi 85% pada pembangkit panas bumi di 2022.

Renewable Energy

Energi dari sumber terbarukan.
Studi Kasus: PT PLN meningkatkan renewable energy hingga 23% dari total kapasitas pada 2022.

Fossil Fuel

Energi dari bahan bakar fosil.
Studi Kasus: PT Pertamina memasok fossil fuel senilai Rp 200 triliun pada 2022.

Carbon Credit

Kredit dari pengurangan emisi karbon.
Studi Kasus: PT PGE memperoleh carbon credit senilai Rp 500 miliar pada 2022.

Emission Cost

Biaya terkait emisi karbon.
Studi Kasus: PT PLN mengeluarkan emission cost Rp 1 triliun pada 2022.

Fuel Cost

Biaya bahan bakar untuk produksi energi.
Studi Kasus: PT Pertamina melaporkan fuel cost Rp 150 triliun pada 2022.

Hedging

Strategi melindungi risiko harga.
Studi Kasus: PT Pertamina menggunakan hedging untuk minyak, mengunci harga US$75 per barel pada 2022.

Derivative

Instrumen untuk mengelola risiko.
Studi Kasus: PT PLN menggunakan derivatif untuk risiko valas pada 2022.

Goodwill

Nilai tak berwujud dari akuisisi.
Studi Kasus: PT Pertamina mencatat goodwill Rp 5 triliun dari akuisisi blok migas pada 2021.

Impairment

Penurunan nilai aset.
Studi Kasus: PT PGE mencatat impairment Rp 2 triliun pada 2022 akibat proyek tertunda.

Energy Sales

Penjualan energi dalam satuan kWh atau barel.
Studi Kasus: PT PLN mencatat energy sales 250.000 GWh pada 2022.

Net Profit Margin

Persentase laba bersih terhadap pendapatan.
Studi Kasus: PT Pertamina memiliki net profit margin 10% pada 2022.

Operating Income

Pendapatan dari aktivitas utama.
Studi Kasus: PT PGE melaporkan operating income Rp 15 triliun pada 2022.

Project Finance

Pendanaan khusus untuk proyek energi.
Studi Kasus: PT PLN mendapatkan project finance Rp 20 triliun untuk PLTU pada 2022.

Offtake Agreement

Perjanjian pembelian energi jangka panjang.
Studi Kasus: PT PGE menandatangani offtake agreement dengan PLN senilai Rp 8 triliun pada 2022.

Energy Mix

Komposisi sumber energi.
Studi Kasus: PT PLN melaporkan energy mix 60% fosil dan 23% terbarukan pada 2022.

Grid Reliability

Tingkat keandalan jaringan listrik.
Studi Kasus: PT PLN mencapai grid reliability 99% di Jawa pada 2022.

Transmission Loss

Kehilangan energi saat transmisi.
Studi Kasus: PT PLN melaporkan transmission loss 8% pada 2022.

Energy Demand

Kebutuhan energi konsumen.
Studi Kasus: PT PLN mencatat energy demand 280.000 GWh pada 2022.

Peak Load

Beban puncak pada sistem energi.
Studi Kasus: PT PLN melaporkan peak load 40.000 MW pada 2022.

Availability Factor

Persentase waktu pembangkit tersedia.
Studi Kasus: PT PGE mencatat availability factor 95% pada 2022.

Cost per kWh

Biaya produksi per kilowatt-hour.
Studi Kasus: PT PLN melaporkan cost per kWh Rp 1.200 pada 2022.

Revenue per kWh

Pendapatan per kilowatt-hour.
Studi Kasus: PT PGE mencatat revenue per kWh Rp 1.800 pada 2022.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *